Tuesday, June 14, 2011

Ucapkan Selamat Tinggal pada BIOS

BIOS merupakan teknologi yang masih mampu bertahan dalam kurun waktu lebih dari 25 tahun. Namun, pada akhirnya ia akan segera tergantikan oleh teknologi terbaru, yaitu UEFI.

Kita mungkin sudah tidak asing lagi dengan istilah BIOS (Basic Input Output System), dalam sistem komputer IBM PC atau kompatibelny. BIOS berisi kumpulan rutin software yang mampu melakukan hal-hal berikut:
1. inisialisasi serta pengujian terhadap hardware dalam proses POST (Power On Self Test)
2. memuat dan menjalankan sistem operasi
3. mengatur beberapa konfigurasi dasar dalam komputer (tanggal, waktu, konfigurasi media penyimpanan, konfigurasi proses booting, kinerja, serta kestabilan komputer
4. membantu sistem operasi dan aplikasi dalam pengaturan hardware dengan BIOS Runtime Services.

BIOS merupakan kode software yang ditanam dalam sistem komputer yang memiliki fungsi utama untuk memberi informasi visual pada saat komputer dinyalakan, memebrikan akses ke keyboard, dan memberikan akses komunikasi secara low-level di antara komponen hardware, seperti me-load sistem operasi dari storage ke RAM.

Apa sebenarnya UEFI??
UEFI (Unified Extensible Firmware Interface) merupakan solusi masalah pre-booting yang selama ini menjadi kendala pada BIOS konvensional. Sebenarnya, ia merupakan software yang dikembangkan dari BIOS juga. UEFI bekerja sesaat setelah komputer dinyalakan dan berisi berbagai informasi mengenai spesifikasi komputer dan interface antara operasi dan platform firmware pada saat boot dan mendukung mekanisme arsitektur untuk menginisialisasi input/output

BIOS vs UEFI
Tidak ada yang salah dengan BIOS. Buktinya, ia mampu bertahan selama 25 tahun, mengalahkan beberapa kompetitornya yang kemudian memodifikasi konsep dasar BIOS, sebut saja clone BIOS dan ARC (Advanced RISC Computing), tetapi mereka pada akhirnya tidak berlanjut karena memiliki kelemahan pada evolutionary path, extensibility, dan possible system diversity.
Walaupun masih bertahan hingga saat ini, tetap saja BIOS bergantung pada arsitektur x86 dengan 16-bit interfaces, keterbatasan ukuran kapasitas ROM execution (1MB) dan ukuran image, missing modularity, serta keterbatasan jumlah device yang dapat diinisialisasi. Selain itu, ia tidak dirancang untuk keragaman hardware yang cukup pesat saat ini.
UEFI menyediakan independent hardware dan interface yang terbagi menjadi boot dan runtime services. Boot services melputi inisialisasi boot, file service, serta textual dan graphical user console, sedangkan runtime service meliputi tanggal, waktu, dan NVRAM service. Untuk mengaktifkan atau memfasilitasi komunikasi antar device, semua driver EFI dan komponen berkomunikasi melalui protokol tertentu. Ia tidak terbatas pada arsitektur prosesor tertentu. Ia dapat berjalan di atasnya atau bahkan menggantikan BIOS konvensional.

Keunggulan UEFI
Ada beberapa alasan mendasar UEFI dipastikan akan menggantikan BIOS.

0 komentar:

Post a Comment